Bersama Di Ambon
Hai isteri tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikianlah isteri kepada suami dalam segala sesuatu (Efesus 5: 22.24).
Ayat ini lah yang menjadi pedoman saya dalam menjalani kehidupan berumah tangga yang masih berusia seumur jagung. Yang membuat saya akhirnya moving ke kota suami saya bekerja.
Di usia pernikahan saya & suami yang 4 bulan, akhirnya kami hidup dalam satu atap!
Hmm maksudnya dari awal menikah, kami hidup terpisahkan pulau. Suami di Ambon, saya di Jakarta.
Keadaan ini semestinya sudah terjadi di awal pernikahan kami, tetapi karena satu dan saya belum siap meninggalkan Jakarta. Meninggalkan Jakarta berarti meninggalkan MAMA, keluarga dan pekerjaan saya, dan juga pernak pernik ibu kota yang menyebalkan (terkadang) tetapi dirindukan.
Maklum 30 tahun saya wara-wiri di Jakarta, wajar lah ya agak susah move on, lah yang putus sama pacar 3 bulan aja bisa ngejomblo 3 tahun huhu.
Lima hari sudah saya hidup sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) di kota Manise!
Jika dilihat orang lain, memang tidak ada yang istimewa dengan kehidupan IRT yang saya jalani.
Tetapi bagi saya "it was amazing thing" :D
Saat bangun pagi, ada suami yang selalu membangunkan saya hehe
Yah walaupun waktu kami masih jadi #pejuangldm (pejuang long distance merriage) suami pasti menjadwalkan 2 minggu sekali pulang ke Jakarta dan itu terjadi hanya di weekend. Jadi tau kan saat weekday saya tidak pernah menyiapkan kebutuhan suami ke kantor padahal saya tiap bulan menerima gajinya. Istilah bekennya "makan gaji buta" -_-
Hari pertama, saya di brief suami hal-hal apa saja yang harus saya lakukan untuk kebutuhannya ke kantor karena kebetulan saat saya pindah ke Ambon adalah hari kerja, Jumat.
Dari memasak air hangat untuk mandi dan menyiapkan pakaian suami. Akh gimana gak cinta banget sama suami, karena dia tidak pernah menuntut saya untuk menyiapakan sarapan. Malah dia menyediakan waktu pergi membeli sarapan untuk kami sebelum suami berangkat kantor.
Tetapi saya tidak mau menyerah dengan keadaan, dimana saya tidak bisa memasak.
Hari Senin, suami bisa sarapan di kosan. Cerita sedikit, kami tinggal di daerah Paso, dengan menyewa salah satu kamar dari rumah Oma biasa orang disini memanggil.
Ini dia rumah Oma Tampak Depan
Sisi Samping Rumah Oma
Setelah suami berangkat ke kantor, saya pergi ke Hypermart untuk membeli kebutuhan yang sekiranya bisa saya olah. Belanja pertama saya sendirian, saya membeli sayur bayam, kentang, dan buah naga. Karena tujuan saya pindah ikut suami, untuk menyajikan makanan sehat demi bentuk tubuh ideal suami, dan saya juga pastinya.
Karena sayur bayam mengandung racun jika dimakan lebih dari 4 jam setelah dimasak, maka baru nanti sore saya memasaknya.
Komentar